Jumat, 20 April 2012

GPRS Introduction

John hadir lagi nich di postingan yang kedua, mungkin masih sedikit acak-acakan bahkan lebih Semrawut. :D Oleh karena itu John berharap KRITIK & SARAN dari rekan-rekan.
Langsung aja SEKILAS tentang GPRS :

GPRS merupakan sistem transmisi berbasis paket untuk GSM yang menggunakan prinsip 'tunnelling'. Ia menawarkan laju data yang lebih tinggi. Laju datanya secara kasar sampai 160 kbps dibandingkan dengan 9,6 kbps yang dapat disediakan oleh rangkaian tersakelar GSM. Kanal-kanal radio ganda dapat dialokasikan bagi seorang pengguna dan kanal yang sama dapat pula digunakan dengan berbagi antar pengguna sehingga menjadi sangat efisien. Dari segi biaya, harga mengacu pada volume penggunaan. Penggunanya ditarik biaya dalam kaitannya dengan banyaknya byte yang dikirim atau diterima, tanpa memperdulikan panggilan, dengan demikian dimungkinkan GPRS akan menjadi lebih cenderung dipilih oleh pelanggan untuk mengaksesnya daripada layanan-layanan IP.

GPRS merupakan teknologi baru yang memungkinkan para operator jaringan komunikasi bergerak menawarkan layanan data dengan laju bit yang lebih tinggi dengan tarif rendah ,sehingga membuat layanan data menjadi menarik bagi pasar massal. Para operator jaringan komunikasi bergerak di luar negeri kini melihat GPRS sebagai kunci untuk mengembangkan pasar komunikasi bergerak menjadi pesaing baru di lahan yang pernah menjadi milik jaringan kabel, yakni layanan internet. Kondisi ini dimungkinkan karena ledakan penggunaan internet melalui jaringan kabel (telepon) dapat pula dilakukan melalui jaringan bergerak. Layanan bergerak yang kini sukses di pasar adalah, laporan cuaca, pemesanan makanan, berita olah raga sampai ke berita-berita penting harian. Dari perkembangan tersebut, dapat dirasakan dampaknya pada kemunculan berbeagai provider HP yang bersaing menawarkan tarif GPRS yang semakin terjangkau.

Dalam teorinya GPRS menjanjikan kecepatan mulai dari 56 kbps sampai 115 kbps, sehingga memungkinkan akses internet, pengiriman data multimedia ke komputer, ''notebook'' dan ''handheld computer''. Namun, dalam implementasinya, hal tersebut sangat tergantung faktor-faktor sebagai berikut:
  • Konfigurasi dan alokasi time slot pada level BTS
  • Software yang dipergunakan
  • Dukungan fitur dan aplikasi ponsel yang digunakan
Ini menjelaskan mengapa pada saat-saat tertentu dan di lokasi tertentu akses GPRS terasa lambat, bahkan lebih lambat dari akses CSD yang memiliki kecepatan 9,6 kbps.

Gimana masih penasaran tentang GPRS, Silakan download disini :D

Selasa, 17 April 2012

Tutorial Pathloss 4.0

Pathloss, mungkin banyak pertanyaan yang akan diajukan klo mendengar kata tersebut. Entah "Apa itu?","Buat apa itu?" atau pertanyaan yang lebih to the point "Bagaima cara menggunakannya??"
Berikut ada sedikit tutorial yang mungkin dapat sedikit membantu menjawab pertanyaan yang terakhir.
To The point aja yaaaach. . . . :D
Tutor Singkat Pathloss 4.0, Semoga bermanfaat

1. Memulai Pathloss
Pada saat program pathloss dijalankan, yang pertama muncul adalah module summary dari sebuah link.. Ini adalah summary link yang kosong, alias gak ada datanya.
Gambar diatas adalah bentuk widows summari. Disana terdapat data nama site, koordinat, azimuth, jarak, tinggi antena, frekuensi radio yang digunakan, rx level, dsb. Dan ada menu File, Module, configure, dsb.

2. Membuat sebuah Link Single
Ketika kita ingin membuat sebuah link, data yang paling dibutuhkan adalah nama site dan koordinatnya. Kita tinggal memasukkan nama site dan koordinatnya sesuai dengan kolom yag disediakan. Harap diperhatikan, untuk format data koordinat yang dimasukkan adalah x xx xx.xx s untuk latitude dan xxx xx xx.xx e untuk longitude. Ketika data lat dan long (koordinat) selesai dimasukkan, maka secara otomatis pathloss akan mengkalkulasi jarak dan azimuth untuk link tersebut.

Setelah itu, kita harus menentukan frekuensi berapa yag digunakan untuk link tersebut dengan cara mengisi manual paada kolom frekuesi. Jika meggunakan radio Alcatel, radionya ada yang 7, 13, 15, dan 18 GHz. Untuk radio 7 GHz, frek yang diisi 7400, untuk radio 13GHz, freknya 13000, untuk radio 15GHz, freknya 15000, dan untuk radio 18GHz, freknya 18000. Jika menggunakan radio lain selain Alcatel, mungkin akan ada perbedaan ttg hal ini.
Kita juga dapat menentukan polarisasi antena dari summary ini, dengan mengklik kolom polarization dan mengubahnya dengan double klik. 

Setelah itu, kita membuat topografi / contour tanah untuk link tersebut.  Buka module terrain data dengan cara mengklik menu module, dan pilih terrain data. Maka akan terbuka windows terrain data. Disana terdapat menu module, coordinate, configure, operation, dsb.
Disana terdapat kolom dist (distance), elev (elevation), structure, height dan ground. Dist berarti jarak untuk tiap titik plot pada peta. Elev berarti ketinggian permukaan tanah pada titik yang di plot. Structure berarti struktur (benda) yang terdapat pada titik yang diplot, biasanya berupa  pohon, gedung, menara air, dsb. Height berarti ketinggian dari structur tadi. Sedangkan Ground berarti bentuk permukaan tanah pada titik tersebut, biasanya berupa tanah (average), fresh water (sungai atau danau), dan salt water (air laut).Kita bisa mengisi kolom tersebut dengan manual atau automatic.

Jika dengan manual, hal yang harus dilakukan adal memplot titik titik pada peta countour (skala 1:25000 atau 1:50000) dimana kira2 terjadi perbedaan ketinggian mulai dari titik awal lik sampai titik akhir link, menghitung jarak antar titik (cm), lalu membaca ketinggian pada contour tsb, lalu memasukkannya pada kolom yang disediakan. Untuk menentukan structurenya dan ground, harus melihat keadaan yang ada actual dilapangan, karena peta countour hanya menyediakan data ketinggian tanah, bukan data ketinggian pohon atau gedung disekitar link tsb. 

Jika dengan cara automatic, hal yang dilakukan adalah membuka menu operation, lalu pilih generate profile, maka akan muncul pop up windows, yang berisi kolom isian untuk jarak antar titik plot. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, kita tulis 0.05km, artinya kita memplot titik ketinggian tanah setiap jarak 0.05km. 
Setelah itu kita klik tombol Generate, maka otomatis akan terdapat profile contour untuk link tersebut. Untuk proses automatic ini, peta yang digunakan adalah peta digital SRTM yang keakuratannya katanya lebih dari 95% (katanya…). 
Setelah terbentuk profile, kita harus menentukan structure yang ada. Kita bisa menentukan structurenya secara satu satu sesuai dengan keadaan dilpangan, misalanya : pada jarak sekian km dari site a kearah site b terdapat pohon yang ketinggiannya sekian meter, atau terdapat gedung dengan ketinggian sekian m. Caranya dengan double klik salah satu titik plot dengan jarak sekian km dari site a, lalu pilih single structure, dan menentukan structure serta ketinggiannya, apakah pohon, gedung dsb. 

 Kita juga bisa menentukan structure dengan cara range, misalnya dari jaarak sekian dari site a sampai jarak sekian terdapat pohon atau gedung dengan ketinggian sekian. Caranya dengan menglik salah satu baris dari kolom structure lalu pilih range structure.
Disana akan ada titik awal (start range) dan titik akhir (end range), kita bisa menentukannya dengan menarik scrollbar yang ada (ditunjukkan dengan bergesernya anak panah pada profile yang ada), setelah itu tentukan tinggi structurenya, lalu klik OK.
Maka terrain pun akan terbuat. Kebetulan untuk contoh kita ini, grounnya semuanya adalah permukaan tanah, tidak ada sungai, danau ataupun laut. Jika nantinya ada, maka kita tinggal mengubah tipe ground yang ada dengan cara menentukan terlebih dahulu titik awal range permukaan airnya, lalu klik pada kolom ground, lalu tinggal pilih bentuk permukaannya, apakah permukaan tanah, air tawar atau air laut. 
Setelah itu kita harus menentukan tinggi antene yang akn dipasang. Pilih menu Module, lalu pilih antenna heights. Maka akan terbuka tamilan seperti ini :
Garis merah tersebut menandakan arah sinyal dari radio. Hal yag pertam adilakukan adalah menentukan clearance criteria nya. Pilih menu operations dan pilih Set Clearance Criteria. Maka akan muncul pop up windows seperti ini :
 
Untuk radio Alcatel, kriterianya adalah :
1st criteria 1.333 ; 100%,  2nd criteria  equal K-list ; 60%.
K-list disini merupakan konstanta kelengkungan bumi. Nanti saya akan sertakan filenya.

Misalnya pada link ini jaraknya 46.3km, maka harga K-nya adalah 0.78 dan 60%. Lalu klik OK.
Catatan; apabila jarak link kurang dari 20km, maka harga k defaultnya adalah 0,56.
Setelah itu akan terbentuk profile yang mengikuti kelengkungan bumi. 
Kita bisa menentukan ketinggian antene secara automatic sesuai dengan criteria pathloss, dengan cara mengklik tombol optimize lalu pathloss akan menentukan sendiri berapa ketinggin idealnya, hal ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk ketinggian ideal, kita hanya tinggal menyesuaikan dengan space yang ada di tower.. dengan cara mengklik kolom ketinggian maka akan muncul pop up windows : 

Kita tinggal mengisi kolom ketinggian yang tersedia, serta ketinggian tower (jika diketahui). Dari contoh ini saya mengisi 20m unruk Dlingo, dan 38m untuk purwodadi. Setelah itu klik OK. 
Dari gambar kita bisa melihat bahwa dengan ketinggian yang kita propose, sinyal radio tidak terhalang oleh apapun (loss). Oleh karena itu penting adanya mengetahui ketinggian structure actual yang ada dilapangan, agar tidak terjadi obstacle setelah implementasi. Kita bisa melihat profile seutuhnya serta gambaran sinyal radio kita dengan cara memilih menu Module, lalu pilih print profile. Maka akan terlihat disana bentuk profilenya.
Untuk loss survey, kegiatan yang dilakukan cukup dalam sebatas ini.. Karena loss survey tidak ikut menentukan performa link, hanya sebatas menentukan profile dan ketinggian yang pas (loss).
Setelah itu, kita akan menentukan equipment yang dipakai. Hal ini akan menentukan baik buruknya performa link yang dihasilkan… Dengan cara pilih menu Module, lalu pilih Worksheets. Lalu akan muncul tampilan seperti ini :
Disini ada 6 bagian penting.
Bagian pertama yaitu Rain data, artinya menunjukkan keadaan iklim pada daerah sekitar link tsb. Untuk Indonesia dan sekitarnya termasuk daerah iklim huja dengan standar ITU-nya yaitu Region P, maka untuk menentukan ini kita tinggal mengklik bentuk awan tersebut.
Bagian kedua yaitu antene yang digunakan. Tipe antene tergantung jarak n, dan BOQ, serta frek yang digunakan.
Bagian yang ketiga adalah Branching loss, artinya berapa redaman yang terdapat pada equipment.. Hal ini tergantung pada tipe radio…
Bagian yag keempat adalah jenis radio yang digunakan. Klik ikon radio tsb, 
Sama halnya dengan antenna, data radio ini juga menggunakan table lookup. Prosesnya juga sama, klik menu Lookup, lalu table lookup akan muncul, jika masih kosong, kita bisa menambahkan isi table dengan mengklik menu Code Index, lalu browse file data radio tsb. Setelah table lookup berisi, maka pilih radio yang dakan digunakan, lalu klik menu Both.

Dari sini , kita bisa melihat karakteristik radio yang digunakan, mulai dari Tx power, BER threshold, jumlah Traffic, emisi, sampai C to Inya. Untuk TX power bisa kita atur manual dengan mengubah langsung pada kolom TX power sesuai dengan nilai yang diinginkan. BER threshold yang tersedia adalah 10-3, 10-6, dan 10-8, namun default untuk radio Alcatel dalah 10-6. Setelah itu klik OK.
Bagian yang ke enam adalah path profile data, ketika diklik, berisi tentang keadaan geoclilmatic, temperature rata2, dan field margin (redaman udara). Untuk suhu rata rata Indonesia adalah 300 dan field marginnya 1, serta geoclim-nya diisi 30.

Setelah itu semua maka akan terlihat hasil perhitungannya :
Disini akan terlihat RX level, serta availability. Untuk availability ini meunjukkan aakah link tsb mempunyai performa yang bagus atau tidak. Dari sini kita bisa mendapatkan LPC dengan cara klik menu Report, lalu pilih Full Report. LPC pun di dapat.

Saya rasa untuk yang mendasar cukup sampai disini…
Mungkin untuk kelanjutannya lain kali saya tambahkan, atau bisa langsung tanya saja sama saya atau orang yang lebih berkompeten lagi..

Mohon maaf apabila penjelasannya tidak beraturan dan mungkin susah diterima, saya juga sedang dalam proses pembelajaran menggunakan pathloss ini. Kesempurnaan hanya ada pada Allah SWT, kesalahan dan kekeliruanlah yang berasal dari manusia.
Semoga bermanfaat,

Wassalam,